BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Teori Belajar dan Pembelajaran
Dalam rangka meningkatkan kemampuan
pendidik, mereka harus memiliki dasar empiris yang kuat untuk mendukung profesi
mereka sebagai pengajar. Kenyataan yang ada, kurikulum yang selama ini
diajarkan di sekolah menengah kurang mampu mempersiapkan siswa untuk masuk ke
perguruan tinggi. Kemudian kurangnya pemahaman akan pentingnya relevansi
pendidikan untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan budaya, serta bagaimana
bentuk pengajaran untuk siswa dengan beragam kemampuan intelektual.
Jerome S. Bruner, seorang peneliti
terkemuka, memberikan beberapa gambaran tentang perlunya teori pembelajaran
untuk mendukung proses pembelajaran di dalam kelas, serta beberapa contoh
praktis untuk dapat menjadi bekal persiapan profesionalitas para guru.
Berdasarkan penelitian Jerome S.Bruner, menjelaskan bahwa dari segi psikologis dan dari desain kurikulum pembalajaran sangatlah minim dibahas tentang teori pembelajaran. Teori pembelajaran yang sudah ada selama ini, hanya terfokus pada kepentingan teoritis semata. Sebagai contoh, pada saat membahas tentang teori perkembangan, seorang anak tidak diajarkan pengaruhnya terhadap tantangan sosial dan bagaimana pengalaman nyata yang nantinya akan dialami anak ketika berada di masyarakat. Masih banyak contoh-contoh lain, bagaimana sebuah
Berdasarkan penelitian Jerome S.Bruner, menjelaskan bahwa dari segi psikologis dan dari desain kurikulum pembalajaran sangatlah minim dibahas tentang teori pembelajaran. Teori pembelajaran yang sudah ada selama ini, hanya terfokus pada kepentingan teoritis semata. Sebagai contoh, pada saat membahas tentang teori perkembangan, seorang anak tidak diajarkan pengaruhnya terhadap tantangan sosial dan bagaimana pengalaman nyata yang nantinya akan dialami anak ketika berada di masyarakat. Masih banyak contoh-contoh lain, bagaimana sebuah
teori pembelajaran tidak menyentuh
aspek sosial dari murud, dan hal ini merupakan bentuk pembodohan secara
intelektual dan tidak memiliki tangungjawab moral.
Dari permasalahan di atas, kita
menyadari bahwa, sebuah teori pembelajaran sebaiknya juga menyangkut suatu
praktek untuk membimbing seseorang bagaimana caranya siswa memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, pandangan hidup, serta pengetahuan akan
kebudayaan masyarakat sekitarnya. Akan hal itu, perlu adanya penjelasan dan
pembahasan terkait dengan teori pembelajaran. Agar lebih spesifik dan terfokus,
dalam makalah ini akan hanya akan menguraikan dan menjelaskan tiga pembelajaran
yaitu humanis,behavioris dan psikoanalisis. Dan dari penjelasan ini nantinya
diharapkan bisa memberikan pemahaman yang utuh dan dapat diterabelajaran yang
dijadikan sebagai pemahaman dasar dalam pembelajaran diharapkan siswa dapat
menerima pembelajaran yang akan kita sampaikan dengan baik.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apakah pengertian dari Teori Pembelajaran?
2. Apa pengertian Teori Humanis,Behavioristik,dan
psikoanalisis dalam
Pembelajaran?
3 Apa
tujuan teori Humanis, behavioristik dan psikoanalisis?
1.3 Tujuan Masalah
1.
Mampu mengerti Teori Pembelajaran.
2. Mampu mengerti Teori Humanis,Behavioristik,dan
Psikoanalisis dalam pembelajaran.
3. Mampu mengetahui tujuan dari teori
Humanis,Behavioristik,dan Psikoanalisis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Pembelajaran
Teori pembelajaran harus mampu menghubungkan antara hal yang
ada sekarang dengan bagaimana menghasilkan hal tersebut. Teori belajar
menjelaskan dengan pasti apa yang terjadi, namun teori pembelajaran ’hanya’
membimbing apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan hal tersebut.
Ada 4 hal yang terkait dengan teori
pembelajaran:
1.
teori pembelajaran harus
memperhatikan bahwa terdapat banyak kecenderungan cara belajar siswa, dan
kecenderungan ini sudah dimiliki siswa jauh sebelum ia masuk ke sekolah.
- teori ini juga terkait dengan adanya struktur pengetahuan. Ada 3 hal yang terkait dengan struktur pengetahuan:
a.
struktur pengetahuan harus mampu
menyederhanakan suatu informasi yang sangat luas.
b.
struktur pengetahuan tersebut harus
mampu membawa siswa kepada hal-hal baru, yang melebihi informasi yang telah
dijelaskan.
c.
struktur pengetahuan harus mampu
meluaskan cakrawala berpikir siswa, mengkombinasikannya dengan ilmu-ilmu lain.
- teori pembelajaran juga terkait dengan hubungan yang optimal. Seorang guru harus mampu mencari hubungan yang mudah tentang sesuatu yang akan diajarkan agar murid lebih mudah menangkap informasi tersebut.
- yang terakhir, macam dari teori pembelajaran yang sudah ada, diantaranya :
a)
Teori Pembelajaran Humanistik.
b) Teori
Pembelajaran Behavioristik ,dan
c) Teori
Pembelajaran Psikoanalisis.
2.1 Pengertian teori Humanistik,Behavioristik
dan Psikoanalisis dalam pembelajaran.
2.1.a Pengertian teori Humanistic.
Psikologi
humanistic lebih menekankan pada individual dan keunikannya daripada aturan
penemuan secara umum yang menjelaskan respon individu. Kaum humanism lebih
focus pada perkembangan emosional daripada pemrosesan informasi atau stimulus
respon. Ketiga pendekatan tersebut memiliki karakteristik tersendiri yang
saling membedakan satu sama yang
lainnya. Begitu juga dengan para ahli dan pengembangan teorinya masing-masing.(http://jerobudy.blogspot.com)
Aliran psikologi humanistic sangat terkenal dengan konsepsi bahwa esensinya manusia itu baik menjadi
dasar keyakinan dan menghormati sisi kemanusiaan. Psikologi humanistic utamanya
didasari atas atau merupakan realisasi dari eksistensial dan pemahaman akan
keberadaan dan tanggung jawab social seseorang. Dua psikologi yang ternama,
Carl Rogers dan Abraham Maslow, memulai gerakan psikologi humanistic perspektif
baru mengenai pemahaman kepribadian seseorang dan meningkatkan kepuasaan hidup
mereka secara keseluruhan. Ketika perang pecah di tahun 1960-an, dunia merasa
terdorong untuk memahami sifat kemanusiaan. Pandangan humanistic menginisiasi
sebuah mekanisme untuk memahami apa memang individu lebih cenderung ingin
melibatkan diri dalam konflik atau mewujudkan perdamaian. Kemudian muncul
pemikiran bagaimana secara humanis dibangun mekanisme untuk mereduksi semangat
memancing konflik ke menciptakan perdamaian. Teori ini dipandang sebagai teori
sederhana dan telah menjadi populer, serta topic favorit di dalam keseluruhan
seni membantu diri sendiri atau self-help. Selain itu perjuangan umat manusia
untuk memperoleh pemahaman yang lebih besar akan arti hidup serta eksistensinya
merupakan landasan konflik abadi dalam panggung dan seni kehidupan. Premis
psikologi humanistic sesungguhnya humanistic sederhana. Pemikiran yang
sederhana atau menyederhanakan pikiran tentang esensi kesadaran manusia ini
pulalah yang menjadi sumber penentangan aliran ini. Penganut humanis mematuhi
keyakinan ini sebagai aspek yang paling signifikan mengenai seseorang seperti
berikut:
1. Humanis
menekankan kondisi di sini dan sekarang, bukan memeriksa masa lalu atau mencoba
untuk memprediksi masa depan.
2. Individu
secara mental sehat, dia mengambil tanggung jawab pribadi atas tindakannya
tersebut positif atau negative.
3. Setiap
orang secara inheren ingin dan berniat untuk berbuet baik. Kalaupun tindakannya
tertentu yang dilakukannya mungkin atau ditafsirkan negatif, tindakan itu tidak
membatalkan nilai mereka sebagai pribadi.
4. Tujuan
akhir hidup adalah untuk mencapai pertumbuhan dan pemahaman pribadi yang
bahagia. Individu secara konstan berusaha memahami dan memperbaiki diri menuju
kondisi terbaiknya.
Psikologi humanistic dikembangkan
sebagai respon terhadap psikoanalisis dan behaviorisme. Psikologi humanistic
bukan semata-mata berfokus pada kehendak bebas individu,pertumbuhan pribadi,
dan aktualisasi diri. Pemikir humanis kenamaan antara lain Abraham Maslow dan
Carl Rogers. Sejak tahun 1950-an psikologi humanistic muncul sebagai reaksi
terhadap psikoanalisis dan behaviorisme, yang mendominasi aliran psikologi pada
itu. Psikoanalisis difokuskan pada pemahaman motivasi bawah sadar yang
mendorong perilaku, sementara behaviorisme mempelajari tentang proses
pengkondisian yang menghasilkan perilaku. Ajaran Abraham Maslow paling
terkenal dan kebanyakan dipahami secara
luas dalam psikologi humanistic.
Psikologi humanistic bukan
difokuskan pada potensi masing-masing individu dan menekankan pentingnya
pertumbuhan dan aktualisasi diri. Kepercayaan dasar psikologi
Humanistic adalah bahwa bawaan
orang-orang itu sejatinya baik, kondisi social dan lingkungan alamlah yang
mendorong lahirnya penyimpangan. Pada tahun 1962, Abraham Maslow menulis
tentang Toward psychology of being, dimana ia menggambarkan psikologi
humanistic sebagai generasi ketiga dalam psikologi. Generasi pertama dan kedua
adalah behaviorisme dan psikoanalisis. Namun tulisan ini tidak memposisikan
ketiga aliran pemikiran itu sebagai elemen yang bersaing. Setiap cabang
psikologi telah memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang pikiran dan
perilaku manusia. Psikologi humanistic menambahkan dimensi lain yang telah
mengambil pandangan yang lebih holistic tentang individu.
Psikologi
humanistic adalah perspektif psikologis yang menekankan studi tentang seseorang
secara utuh. Psikologi humanistic melihat perilaku manusia tidak hanya melalui
penglihatan pengamat, melainkan juga melalui pengamatan atas perilaku orang
dalam bekerja. Psikologi humanistic percaya bahwa perilaku individu
mengintegral dengan perasaan batin dan citra dirinya. Tidak seperti
behavioristik, psikologis humanistic percaya bahwa manusia bukan semata-mata
produk dari lingkungan mereka.
Studi psikologi humanistic melihat
manusia, pemahaman ,dan pengalaman mentintegral dalam diri manusia, termasuk
dalam kerangka mengajar dan belajar. Meraka menekankan karateristik yang
dimiliki oleh makhluk manusia seutuhnya seperti cinta, kesedihan, peduli dan
harga diri. Psikologi humanistic mempelajari bagaimana orang-orang dipengaruhi
oleh persepsi dan makna yang melekat pada pengalaman pribadi mereka. Psikolog
humanistic tidak terutama yang berkaitan dengan insting drive,tanggapan
terhadap rangsangan eksternal,atau pengalaman masa lalu. Sebaliknya aliran ini
menekankan pada pilihan kesadaran, respon terhadap kebutuhan internal, dan
keadaan saat ini yang menjadi sangat penting dalam membentuk perilaku manusia.
Berikut ini adalah daftar dari
beberapa sudut pandang paling mendasar dari psikologi humanistic.
1.
Seseorang lebih dari sekedar jumlah
bagian tubuhnya. Seseorang harus dilihaat secara holistic.
2.
Sesorang tidak hidup sendirian.
Manusia secara social dibentuk oleh alam dan interaksi antarasesama.
3.
Seseorang itu memiliki kesadaran.
Orang memiliki kesadaran akan eksistensi dan diri sendiri. Bagaimana seseoarang
bereaksi terhadap suatu situasi untuk sebagian dipengaruhi oleh peristiwa
sebelumnya. Tanggapan berikutnya akan dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan
sekarang.
4.
Seseorang memiliki kehendak bebas.
Orang-orang sadar akan dirinya sendiri, sehingga mereka membuat pilihan yang
sadar. Hewan ,tidak seperti manusia, hanya dipandu oleh naluri dan tidak
mencapai tingkat pilihan sadar.
5.
Kesadaran seseorang itu bersifat
disengaja. Seseorang mencari hal-hal tertentu untuk dirinya sendiri yang
bernilai atau bermakna dalam hidupnya. Bagaimana pun seseorang mencari makna atau hasil yang
bernilai bagi dirinya sendiri dalam sebuah identitas pribadi. Identitas pribadi
itu berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya.
Disisi lain, psikologi humanistic memusatkan perhatian pada
untuk apa menjadi manusia. Pemikiran ini mencakup, tetapi tidak terbatas pad aide-ide
seperti berikut ini:
1.
Hidup harus berarti bagi individu;
2.
Manusia berusaha mencapai keutuhan;
3.
Harapan diperlukan untuk kehidupan;
4.
Kreativitas adalah penting, namun
tetap dengan keteraturan tinggi;
5.
Kesehatan manusia mencakup komponen
psikologis dan fisiologis;
6.
Pada intinys setiap orang adalah
baik;
7.
Setiap individu adalah unik;
8.
Setiap orang ingin menjadi dirinya
sendiri dan;
9.
Setiap manusia selalu dalam proses
pertumbuhan.
Psikologi humanistic memiliki pengaruh kuat di bidang
pendidikan dan pembelajaran. Pendekatan pengajaran humanistic didasarkan pada
premis bahwa siswa telah memiliki kebutuhan untuk menjadi orang dewasa yang
mampu mengaktualisasikan diri, sebuah istilah yang digunakan oleh Maslow
(1954). Aktualisasi diri orang dewasa yang mandiri, percaya diri, realistis
tentang tujuan dirinya dan fleksibel. Mereka mampu menerima dirinya sendiri,
persaan mereka dan lain-lain disekitarnya. Untuk menjadi dewasa dengan
aktualisasi dirinya, siswa perlu ruang kelas yang bebas yang memungkinkan
mereka menjadi kreatif.(Sudarwan Danim dan H.Khairil,2011:23-26).
2.1.b pengertian
teori Behavioristik
Behaviorisme adalah
suatu studi tentang kelakuan manusia. Timbulnya aliran ini disebabkan rasa
tidak puas terhadap teori psikologi daya dan teori mental state. Sebabnya ialah
karena aliran-aliran terdahulu hanya menekankan pada segi kesadaran saja.
Berkat pandangan dalam psikologi dan naturalism science maka timbullah aliran
baru ini. Jiwa atau sensasi atau image tak dapat diterapkan melalui jiwa itu
sendiri karena sesungguhnya jiwa itu adalah respon-respon fisiologis. Aliran lama
memandang badan adalah sekunder,padahal sebenarnya justru menjadi titik pangkal
bertolak.
(Hamalik,Omar,2009:38).
Aliran behavioris
atau behaviorisme menjadi dominan mewarnai pemikiran selama tahun 1950-an.
Berdasarkan hasil karya para ahli dan pemikir seperti John B.Watson, Ivan
Pavlov, dan B.F.Skinner aliran behavioris berpendapat bahwa semua perilaku
dapat dijelaskan oleh sebsb-sebab lingkungan, bukan oleh kekuatan internal.
Behaviorisme berfokus pada perilaku yang diamati. Teori-teori pembelajaran
termasuk pengkondisian klasik dan pengkondisian operan(operant conditioning)
tindakan fisik adalah perilaku. Behaviorisme merupakan suatu filsafat psikologi
didasarkan pada prosisi semua hal yang dilakukan termasuk organism bertindak,
berpikir, perasaan dapat dan harus di anggap sebagai perilaku. Psikologi
perilaku juga dikenal sebagai behaviorisme, adalah teori belajar yang
didasarkan pada gagasan bahwa semua perilaku diperoleh dari pengkondisian. Hal
itu terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Menurut behaviorisme perilaku
dapat dipelajari secara sistematis dan di amati dengan tanpa mempertimbangkan
keadaan mental. (Sudarwan Danim dan H.Khairil,2011:28).
Aliran behaviorisme dimulai oleh John B. Watson yang
berpendapat bahwa studi psikologi hendaknya mempelajari respon organisme
terhadap stimuli. Watson mula-mula belajar filsafat tetapi kemudian pindah ke
dalam lapangan psikologi. Sejak tahun 1912 watson menjadi terkenal karena
penyelidikan-penyelidikannya mengenai proses belajar pada hewan. Sehingga
munculah formula ”S-R” (Stimulus Respon). Pengaruh Watson dalam bidang
pendidikan cukup penting. Ia percaya bahwa dengan memberikan kondisioning
tertentu dalam proses pendidikan, dapat membuat anak didik mempunyai
sifat-sifat tertentu
Kaum Behaviorisme:
1. Pavlov (Classical Conditioning)
Ivan Pavlov seorang ahli psikologi asal Rusia merupakan salah satu ahli yang namanya selalu dikaitkan dengan pengkondisian kelas (Conditioning Classical). Pada suatu saat, dia meneliti pencernaan pada anjing. Apa yang dinyatakan oleh Pavlov dalam pelatihannya bahwa anjing yang ada di laboratoriumnya mulai mengeluarkan air ludah ketika melihat makanan, bahkan sebelum melihatnya. Lebih jauh lagi, mereka terlihat mengeluarkan air ludah ketika melihat para penjaganya dan bahkan ketika baru mendengar hentakan sepatu. Hal ini memberikan inspirasi kepada Pavlov untuk membuat serangkaian penelitian untuk mengetahui dengan lebih baik. Dia harus membunyikan bel atau sumber bunyi-atau sumber bunyi lain yang dapat memancing anjing dan kemudian dengan cepat menunjukkan makanan kepada anjing, sehingga stimulus yang diberikan menyebabkan anjing mengeluarkan air ludah. Pavlov memperhatikan bahwa jika prosedur tersebut diulangi cukup sering, bel dengan sendirinya akan menimbulkan respon anjing berupa mengeluarkan air ludahnya. Dalam penelitian Pavlov, bel dianggap sebagai Conditioned stimulus (CS); makanan sebagai Unconditioned Stimulus (US); Keluarnya ludah anjing sebagai respon terhadap makanan dianggap sebagai unconditioned Response (UR), dimana salivation sebagi respon terhadap makanan sebagai conditioned response (CR).
Dalam bentuk umum, stimulus atau situasi yang disediakan sebagai respon dapat dipasangkan dengan stimulus netral untuk membawanya ke dalam situasi yang telah dikondisikan. Belajar dengan cara ini sebenarnya merupakan tipe belajar yang tanpa disadari, yang mana pebelajar tidak memberikan respon terhadap stimulus yang telah dikondisikan karena mereka menjadi sadar bahwa terdapat hubungan antara dia dan stimulus yang tidak dikondisikan. Pada kenyataannya, kondisi kelas dapat diukur bahkan untuk respon yang berlebihan yang mana subjek biasanya tidak terkontrol.
2. Watson (Environmentalisme)
Menurut J.B Watson (1913-1916) yang mana kinerjanya banyak dipengaruhi oleh pemikiran Pavlov, menyatakan bahwa orang lahir dengan banyak refleks yang terbatas. Menurut penjelasan Watson, Belajar hanyalah sebuah persoalan yang dipengaruhi oleh pengkondisian kelas. Oleh sebab itu, perbedaan diantara individu seluruhnya merupakan fungsi dari pengalamannya.
Implikasi Teori Pendekatan Behaviorisme Pavlov’s dan Watson’s dalam Bidang Pendidikan.
Teori behavioristrik dengan karakteristiknya yaitu berpusat pada guru, pendekatan instruksi langsung dalam pengajaran, bertentangan dengan pendekatan teori konstrukstivisme. Dimana, pendekatan ini menekankan peran guru dalam mengatur situasi belajar dan memberikan/menyampaikan informasi melebihi peran siswa dalam menemukan dan memahami materi.
Kaum Behaviorisme:
1. Pavlov (Classical Conditioning)
Ivan Pavlov seorang ahli psikologi asal Rusia merupakan salah satu ahli yang namanya selalu dikaitkan dengan pengkondisian kelas (Conditioning Classical). Pada suatu saat, dia meneliti pencernaan pada anjing. Apa yang dinyatakan oleh Pavlov dalam pelatihannya bahwa anjing yang ada di laboratoriumnya mulai mengeluarkan air ludah ketika melihat makanan, bahkan sebelum melihatnya. Lebih jauh lagi, mereka terlihat mengeluarkan air ludah ketika melihat para penjaganya dan bahkan ketika baru mendengar hentakan sepatu. Hal ini memberikan inspirasi kepada Pavlov untuk membuat serangkaian penelitian untuk mengetahui dengan lebih baik. Dia harus membunyikan bel atau sumber bunyi-atau sumber bunyi lain yang dapat memancing anjing dan kemudian dengan cepat menunjukkan makanan kepada anjing, sehingga stimulus yang diberikan menyebabkan anjing mengeluarkan air ludah. Pavlov memperhatikan bahwa jika prosedur tersebut diulangi cukup sering, bel dengan sendirinya akan menimbulkan respon anjing berupa mengeluarkan air ludahnya. Dalam penelitian Pavlov, bel dianggap sebagai Conditioned stimulus (CS); makanan sebagai Unconditioned Stimulus (US); Keluarnya ludah anjing sebagai respon terhadap makanan dianggap sebagai unconditioned Response (UR), dimana salivation sebagi respon terhadap makanan sebagai conditioned response (CR).
Dalam bentuk umum, stimulus atau situasi yang disediakan sebagai respon dapat dipasangkan dengan stimulus netral untuk membawanya ke dalam situasi yang telah dikondisikan. Belajar dengan cara ini sebenarnya merupakan tipe belajar yang tanpa disadari, yang mana pebelajar tidak memberikan respon terhadap stimulus yang telah dikondisikan karena mereka menjadi sadar bahwa terdapat hubungan antara dia dan stimulus yang tidak dikondisikan. Pada kenyataannya, kondisi kelas dapat diukur bahkan untuk respon yang berlebihan yang mana subjek biasanya tidak terkontrol.
2. Watson (Environmentalisme)
Menurut J.B Watson (1913-1916) yang mana kinerjanya banyak dipengaruhi oleh pemikiran Pavlov, menyatakan bahwa orang lahir dengan banyak refleks yang terbatas. Menurut penjelasan Watson, Belajar hanyalah sebuah persoalan yang dipengaruhi oleh pengkondisian kelas. Oleh sebab itu, perbedaan diantara individu seluruhnya merupakan fungsi dari pengalamannya.
Implikasi Teori Pendekatan Behaviorisme Pavlov’s dan Watson’s dalam Bidang Pendidikan.
Teori behavioristrik dengan karakteristiknya yaitu berpusat pada guru, pendekatan instruksi langsung dalam pengajaran, bertentangan dengan pendekatan teori konstrukstivisme. Dimana, pendekatan ini menekankan peran guru dalam mengatur situasi belajar dan memberikan/menyampaikan informasi melebihi peran siswa dalam menemukan dan memahami materi.
Secara ringkasnya, beberapa implikasi dari teori
pengkondisian kelas meliputi beberapa hal berikut ini:
a. Guru harus mengetahui apa yang dapat mereka maksimalkan, apa yang perlu ditekankan, dan potensi menyenangkan yang
dapat dikondisikan di dalam kelas.b.
b. Guru harus mencoba untuk meminimalisasi aspek-aspek yang
tidak menyenangkan bagi siswa, oleh karena itu harus dihilangkan beberapa
potensi negatif yang tidak dapat dikondisikan di dalam kelas.
c. Guru harus mengetahui apa yang harus
dipasangkan dengan apa di dalam kelas. Dengan kata lain apa yang saling
berhubungan di dalam kelas.
(http://judibudy.blogspot.com)
(http://judibudy.blogspot.com)
2.1.c. Pengertian
teori psikoanalisis.
Sigmund Freud adalah tokoh yang
menemukan pendekatan psikodinamik dalam psikiologi. Dalam Wikipedia dan pada
hamper semua referensi yang relevan disebutkan bahwa aliran pemikiran ini
menekankan pengaruh pikiran bawah sadar terhadap perilaku. Freud percaya bahwa
pikiran manusia terdiri dari tiga unsure yaitu : id, ego, dan superego. Pemikir
utama psikodinamik lainnya termasuk Anna Freud, Carl Jung, dan Erik Erikson.
Ego adalah bagian bawah sadar sebagian besar dari kepribadian yang menengahi
tuntutan id,superego, dan realistic. Ego mencegah kita bertindak atas dasar
sesuatu yang mendesak,tetapi juga bekerja untuk mencapai keseimbangan dengan
standar moral dan idealis(diciptakan oleh superego). Id adalah komponen
kepribadian yang terdiri dari energy psikis bawah sadar yang bekerja untuk
memenuhi dasar dorongan, kebutuhan dan keinginan. Superego adalah komponen
kepribadian yang terdiri dari cita-cita diinternalisasi. Superego bekerja untuk
menekan dorongan dari id dan mencoba membuat ego berperilaku secara moral,
bukan secara realistis.
Sigmund Freud merupakan pendiri
psikoanalisis dan pendekatan psikodinamik untuk psikologi. Aliran pemikiran ini
menekankan pengaruh pikiran bawah sadar terhadap perilaku. Seperti dijelaskan
sebelumnya,Freud percaya bahwa pikiran manusia terdiri dari tiga unsur id, ego,
dan superego. Freud mengemukakan teori mengenai tahap psikoseksual, ketidaksadaran
dan simbolisme mimpi yang tetap menjadi topic sangat populer di kalangan
psikolog dan orang awam, meskipun karyanya dipandang dengan skeptis oleh banyak
pihak yang lain dari hari ke hari. Banyak pengamatan dan teori-teori Freud
didasari atas kasus klinis dan studi kasus membuat temuannya sulit
digeneralisasikan untuk populasi yang lebih besar. Tentu harus di akui bahwa
teori-teori Freud telah dan masih akan mengubah cara kita berpikir tentang
pikiran dan perilaku manusia dan meninggalkan bekas abadi di bidang psikolog
dan budaya.
Tokoh lain yang terkait dengan teori
psikoanalisis adalah Erik Erikson. Erikson mengembangkan teori-teori Freud dan
menekankan pentingnya pertumbuhan sepanjang umur tersebut.
|
|
||
|
|
||
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar