Jumat, 31 Mei 2013

Makalah Teori belajar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Teori Belajar dan Pembelajaran

Dalam rangka meningkatkan kemampuan pendidik, mereka harus memiliki dasar empiris yang kuat untuk mendukung profesi mereka sebagai pengajar. Kenyataan yang ada, kurikulum yang selama ini diajarkan di sekolah menengah kurang mampu mempersiapkan siswa untuk masuk ke perguruan tinggi. Kemudian kurangnya pemahaman akan pentingnya relevansi pendidikan untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan budaya, serta bagaimana bentuk pengajaran untuk siswa dengan beragam kemampuan intelektual.
Jerome S. Bruner, seorang peneliti terkemuka, memberikan beberapa gambaran tentang perlunya teori pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran di dalam kelas, serta beberapa contoh praktis untuk dapat menjadi bekal persiapan profesionalitas para guru.
Berdasarkan penelitian Jerome S.Bruner, menjelaskan bahwa dari segi psikologis dan dari desain kurikulum pembalajaran sangatlah minim dibahas tentang teori pembelajaran. Teori pembelajaran yang sudah ada selama ini, hanya terfokus pada kepentingan teoritis semata. Sebagai contoh, pada saat membahas tentang teori perkembangan, seorang anak tidak diajarkan pengaruhnya terhadap tantangan sosial dan bagaimana pengalaman nyata yang nantinya akan dialami anak ketika berada di masyarakat. Masih banyak contoh-contoh lain, bagaimana sebuah
teori pembelajaran tidak menyentuh aspek sosial dari murud, dan hal ini merupakan bentuk pembodohan secara intelektual dan tidak memiliki tangungjawab moral.
Dari permasalahan di atas, kita menyadari bahwa, sebuah teori pembelajaran sebaiknya juga menyangkut suatu praktek untuk membimbing seseorang bagaimana caranya siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan, pandangan hidup, serta pengetahuan akan kebudayaan masyarakat sekitarnya. Akan hal itu, perlu adanya penjelasan dan pembahasan terkait dengan teori pembelajaran. Agar lebih spesifik dan terfokus, dalam makalah ini akan hanya akan menguraikan dan menjelaskan tiga pembelajaran yaitu humanis,behavioris dan psikoanalisis. Dan dari penjelasan ini nantinya diharapkan bisa memberikan pemahaman yang utuh dan dapat diterabelajaran yang dijadikan sebagai pemahaman dasar dalam pembelajaran diharapkan siswa dapat menerima pembelajaran yang akan kita sampaikan dengan baik.



1.2 Rumusan Masalah
       1.  Apakah pengertian dari Teori Pembelajaran?
 2.  Apa pengertian Teori Humanis,Behavioristik,dan psikoanalisis dalam Pembelajaran?
 3   Apa tujuan teori Humanis, behavioristik dan psikoanalisis?
      
1.3 Tujuan Masalah
1.                                       Mampu mengerti Teori Pembelajaran.
2.      Mampu mengerti Teori Humanis,Behavioristik,dan Psikoanalisis dalam pembelajaran.
3.      Mampu mengetahui tujuan dari teori Humanis,Behavioristik,dan Psikoanalisis.







































BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Pembelajaran

Teori pembelajaran harus mampu menghubungkan antara hal yang ada sekarang dengan bagaimana menghasilkan hal tersebut. Teori belajar menjelaskan dengan pasti apa yang terjadi, namun teori pembelajaran ’hanya’ membimbing apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan hal tersebut.
Ada 4 hal yang terkait dengan teori pembelajaran:
1.    teori pembelajaran harus memperhatikan bahwa terdapat banyak kecenderungan cara belajar siswa, dan kecenderungan ini sudah dimiliki siswa jauh sebelum ia masuk ke sekolah.
  1. teori ini juga terkait dengan adanya struktur pengetahuan. Ada 3 hal yang terkait dengan struktur pengetahuan:
a.    struktur pengetahuan harus mampu menyederhanakan suatu informasi yang sangat luas.
b.    struktur pengetahuan tersebut harus mampu membawa siswa kepada hal-hal baru, yang melebihi informasi yang telah dijelaskan.
c.    struktur pengetahuan harus mampu meluaskan cakrawala berpikir siswa, mengkombinasikannya dengan ilmu-ilmu lain.
  1. teori pembelajaran juga terkait dengan hubungan yang optimal. Seorang guru harus  mampu mencari hubungan yang mudah tentang sesuatu yang akan diajarkan agar murid lebih mudah menangkap informasi tersebut.
  2. yang terakhir, macam dari teori pembelajaran yang sudah ada, diantaranya :
a)    Teori Pembelajaran Humanistik.
b)    Teori Pembelajaran Behavioristik ,dan
c)    Teori Pembelajaran Psikoanalisis.

2.1   Pengertian teori Humanistik,Behavioristik dan Psikoanalisis dalam pembelajaran.
2.1.a    Pengertian teori Humanistic.
Psikologi humanistic lebih menekankan pada individual dan keunikannya daripada aturan penemuan secara umum yang menjelaskan respon individu. Kaum humanism lebih focus pada perkembangan emosional daripada pemrosesan informasi atau stimulus respon. Ketiga pendekatan tersebut memiliki karakteristik tersendiri yang saling membedakan satu sama yang lainnya. Begitu juga dengan para ahli dan pengembangan teorinya masing-masing.(http://jerobudy.blogspot.com)
Aliran psikologi humanistic sangat terkenal dengan konsepsi bahwa esensinya manusia itu baik menjadi dasar keyakinan dan menghormati sisi kemanusiaan. Psikologi humanistic utamanya didasari atas atau merupakan realisasi dari eksistensial dan pemahaman akan keberadaan dan tanggung jawab social seseorang. Dua psikologi yang ternama, Carl Rogers dan Abraham Maslow, memulai gerakan psikologi humanistic perspektif baru mengenai pemahaman kepribadian seseorang dan meningkatkan kepuasaan hidup mereka secara keseluruhan. Ketika perang pecah di tahun 1960-an, dunia merasa terdorong untuk memahami sifat kemanusiaan. Pandangan humanistic menginisiasi sebuah mekanisme untuk memahami apa memang individu lebih cenderung ingin melibatkan diri dalam konflik atau mewujudkan perdamaian. Kemudian muncul pemikiran bagaimana secara humanis dibangun mekanisme untuk mereduksi semangat memancing konflik ke menciptakan perdamaian. Teori ini dipandang sebagai teori sederhana dan telah menjadi populer, serta topic favorit di dalam keseluruhan seni membantu diri sendiri atau self-help. Selain itu perjuangan umat manusia untuk memperoleh pemahaman yang lebih besar akan arti hidup serta eksistensinya merupakan landasan konflik abadi dalam panggung dan seni kehidupan. Premis psikologi humanistic sesungguhnya humanistic sederhana. Pemikiran yang sederhana atau menyederhanakan pikiran tentang esensi kesadaran manusia ini pulalah yang menjadi sumber penentangan aliran ini. Penganut humanis mematuhi keyakinan ini sebagai aspek yang paling signifikan mengenai seseorang seperti berikut:
1.  Humanis menekankan kondisi di sini dan sekarang, bukan memeriksa masa lalu atau mencoba untuk memprediksi masa depan.
2.  Individu secara mental sehat, dia mengambil tanggung jawab pribadi atas tindakannya tersebut positif atau negative.
3.  Setiap orang secara inheren ingin dan berniat untuk berbuet baik. Kalaupun tindakannya tertentu yang dilakukannya mungkin atau ditafsirkan negatif, tindakan itu tidak membatalkan nilai mereka sebagai pribadi.
4.  Tujuan akhir hidup adalah untuk mencapai pertumbuhan dan pemahaman pribadi yang bahagia. Individu secara konstan berusaha memahami dan memperbaiki diri menuju kondisi terbaiknya.
Psikologi humanistic dikembangkan sebagai respon terhadap psikoanalisis dan behaviorisme. Psikologi humanistic bukan semata-mata berfokus pada kehendak bebas individu,pertumbuhan pribadi, dan aktualisasi diri. Pemikir humanis kenamaan antara lain Abraham Maslow dan Carl Rogers. Sejak tahun 1950-an psikologi humanistic muncul sebagai reaksi terhadap psikoanalisis dan behaviorisme, yang mendominasi aliran psikologi pada itu. Psikoanalisis difokuskan pada pemahaman motivasi bawah sadar yang mendorong perilaku, sementara behaviorisme mempelajari tentang proses pengkondisian yang menghasilkan perilaku. Ajaran Abraham Maslow paling terkenal  dan kebanyakan dipahami secara luas dalam psikologi humanistic.
Psikologi humanistic bukan difokuskan pada potensi masing-masing individu dan menekankan pentingnya pertumbuhan dan aktualisasi diri. Kepercayaan dasar psikologi
Humanistic adalah bahwa bawaan orang-orang itu sejatinya baik, kondisi social dan lingkungan alamlah yang mendorong lahirnya penyimpangan. Pada tahun 1962, Abraham Maslow menulis tentang Toward psychology of being, dimana ia menggambarkan psikologi humanistic sebagai generasi ketiga dalam psikologi. Generasi pertama dan kedua adalah behaviorisme dan psikoanalisis. Namun tulisan ini tidak memposisikan ketiga aliran pemikiran itu sebagai elemen yang bersaing. Setiap cabang psikologi telah memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang pikiran dan perilaku manusia. Psikologi humanistic menambahkan dimensi lain yang telah mengambil pandangan yang lebih holistic tentang individu.
         Psikologi humanistic adalah perspektif psikologis yang menekankan studi tentang seseorang secara utuh. Psikologi humanistic melihat perilaku manusia tidak hanya melalui penglihatan pengamat, melainkan juga melalui pengamatan atas perilaku orang dalam bekerja. Psikologi humanistic percaya bahwa perilaku individu mengintegral dengan perasaan batin dan citra dirinya. Tidak seperti behavioristik, psikologis humanistic percaya bahwa manusia bukan semata-mata produk dari lingkungan mereka.
Studi psikologi humanistic melihat manusia, pemahaman ,dan pengalaman mentintegral dalam diri manusia, termasuk dalam kerangka mengajar dan belajar. Meraka menekankan karateristik yang dimiliki oleh makhluk manusia seutuhnya seperti cinta, kesedihan, peduli dan harga diri. Psikologi humanistic mempelajari bagaimana orang-orang dipengaruhi oleh persepsi dan makna yang melekat pada pengalaman pribadi mereka. Psikolog humanistic tidak terutama yang berkaitan dengan insting drive,tanggapan terhadap rangsangan eksternal,atau pengalaman masa lalu. Sebaliknya aliran ini menekankan pada pilihan kesadaran, respon terhadap kebutuhan internal, dan keadaan saat ini yang menjadi sangat penting dalam membentuk perilaku manusia.
                  Berikut ini adalah daftar dari beberapa sudut pandang paling mendasar dari psikologi humanistic.
1.    Seseorang lebih dari sekedar jumlah bagian tubuhnya. Seseorang harus dilihaat secara holistic.
2.    Sesorang tidak hidup sendirian. Manusia secara social dibentuk oleh alam dan interaksi antarasesama.
3.    Seseorang itu memiliki kesadaran. Orang memiliki kesadaran akan eksistensi dan diri sendiri. Bagaimana seseoarang bereaksi terhadap suatu situasi untuk sebagian dipengaruhi oleh peristiwa sebelumnya. Tanggapan berikutnya akan dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan sekarang.
4.    Seseorang memiliki kehendak bebas. Orang-orang sadar akan dirinya sendiri, sehingga mereka membuat pilihan yang sadar. Hewan ,tidak seperti manusia, hanya dipandu oleh naluri dan tidak mencapai tingkat pilihan sadar.
5.    Kesadaran seseorang itu bersifat disengaja. Seseorang mencari hal-hal tertentu untuk dirinya sendiri yang bernilai atau bermakna dalam hidupnya. Bagaimana  pun seseorang mencari makna atau hasil yang bernilai bagi dirinya sendiri dalam sebuah identitas pribadi. Identitas pribadi itu berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya.
Disisi lain, psikologi humanistic memusatkan perhatian pada untuk apa menjadi manusia. Pemikiran ini mencakup, tetapi tidak terbatas pad aide-ide seperti berikut ini:
1.        Hidup harus berarti bagi individu;
2.        Manusia berusaha mencapai keutuhan;
3.        Harapan diperlukan untuk kehidupan;
4.        Kreativitas adalah penting, namun tetap dengan keteraturan tinggi;
5.        Kesehatan manusia mencakup komponen psikologis dan fisiologis;
6.        Pada intinys setiap orang adalah baik;
7.        Setiap individu adalah unik;
8.        Setiap orang ingin menjadi dirinya sendiri dan;
9.        Setiap manusia selalu dalam proses pertumbuhan.
Psikologi humanistic memiliki pengaruh kuat di bidang pendidikan dan pembelajaran. Pendekatan pengajaran humanistic didasarkan pada premis bahwa siswa telah memiliki kebutuhan untuk menjadi orang dewasa yang mampu mengaktualisasikan diri, sebuah istilah yang digunakan oleh Maslow (1954). Aktualisasi diri orang dewasa yang mandiri, percaya diri, realistis tentang tujuan dirinya dan fleksibel. Mereka mampu menerima dirinya sendiri, persaan mereka dan lain-lain disekitarnya. Untuk menjadi dewasa dengan aktualisasi dirinya, siswa perlu ruang kelas yang bebas yang memungkinkan mereka menjadi kreatif.(Sudarwan Danim dan H.Khairil,2011:23-26).

2.1.b    pengertian teori Behavioristik
 Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia. Timbulnya aliran ini disebabkan rasa tidak puas terhadap teori psikologi daya dan teori mental state. Sebabnya ialah karena aliran-aliran terdahulu hanya menekankan pada segi kesadaran saja. Berkat pandangan dalam psikologi dan naturalism science maka timbullah aliran baru ini. Jiwa atau sensasi atau image tak dapat diterapkan melalui jiwa itu sendiri karena sesungguhnya jiwa itu adalah respon-respon fisiologis. Aliran lama memandang badan adalah sekunder,padahal sebenarnya justru menjadi titik pangkal bertolak.
(Hamalik,Omar,2009:38).
     Aliran behavioris atau behaviorisme menjadi dominan mewarnai pemikiran selama tahun 1950-an. Berdasarkan hasil karya para ahli dan pemikir seperti John B.Watson, Ivan Pavlov, dan B.F.Skinner aliran behavioris berpendapat bahwa semua perilaku dapat dijelaskan oleh sebsb-sebab lingkungan, bukan oleh kekuatan internal. Behaviorisme berfokus pada perilaku yang diamati. Teori-teori pembelajaran termasuk pengkondisian klasik dan pengkondisian operan(operant conditioning) tindakan fisik adalah perilaku. Behaviorisme merupakan suatu filsafat psikologi didasarkan pada prosisi semua hal yang dilakukan termasuk organism bertindak, berpikir, perasaan dapat dan harus di anggap sebagai perilaku. Psikologi perilaku juga dikenal sebagai behaviorisme, adalah teori belajar yang didasarkan pada gagasan bahwa semua perilaku diperoleh dari pengkondisian. Hal itu terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Menurut behaviorisme perilaku dapat dipelajari secara sistematis dan di amati dengan tanpa mempertimbangkan keadaan mental. (Sudarwan Danim dan H.Khairil,2011:28).
Aliran behaviorisme dimulai oleh John B. Watson yang berpendapat bahwa studi psikologi hendaknya mempelajari respon organisme terhadap stimuli. Watson mula-mula belajar filsafat tetapi kemudian pindah ke dalam lapangan psikologi. Sejak tahun 1912 watson menjadi terkenal karena penyelidikan-penyelidikannya mengenai proses belajar pada hewan. Sehingga munculah formula ”S-R” (Stimulus Respon). Pengaruh Watson dalam bidang pendidikan cukup penting. Ia percaya bahwa dengan memberikan kondisioning tertentu dalam proses pendidikan, dapat membuat anak didik mempunyai sifat-sifat tertentu
Kaum Behaviorisme:
1. Pavlov (Classical Conditioning)
Ivan Pavlov seorang ahli psikologi asal Rusia merupakan salah satu ahli yang namanya selalu dikaitkan dengan pengkondisian kelas (Conditioning Classical). Pada suatu saat, dia meneliti pencernaan pada anjing. Apa yang dinyatakan oleh Pavlov dalam pelatihannya bahwa anjing yang ada di laboratoriumnya mulai mengeluarkan air ludah ketika melihat makanan, bahkan sebelum melihatnya. Lebih jauh lagi, mereka terlihat mengeluarkan air ludah ketika melihat para penjaganya dan bahkan ketika baru mendengar hentakan sepatu. Hal ini memberikan inspirasi kepada Pavlov untuk membuat serangkaian penelitian untuk mengetahui dengan lebih baik. Dia harus membunyikan bel atau sumber bunyi-atau sumber bunyi lain yang dapat memancing anjing dan kemudian dengan cepat menunjukkan makanan kepada anjing, sehingga stimulus yang diberikan menyebabkan anjing mengeluarkan air ludah. Pavlov memperhatikan bahwa jika prosedur tersebut diulangi cukup sering, bel dengan sendirinya akan menimbulkan respon anjing berupa mengeluarkan air ludahnya. Dalam penelitian Pavlov, bel dianggap sebagai Conditioned stimulus (CS); makanan sebagai Unconditioned Stimulus (US); Keluarnya ludah anjing sebagai respon terhadap makanan dianggap sebagai unconditioned Response (UR), dimana salivation sebagi respon terhadap makanan sebagai conditioned response (CR).
Dalam bentuk umum, stimulus atau situasi yang disediakan sebagai respon dapat dipasangkan dengan stimulus netral untuk membawanya ke dalam situasi yang telah dikondisikan. Belajar dengan cara ini sebenarnya merupakan tipe belajar yang tanpa disadari, yang mana pebelajar tidak memberikan respon terhadap stimulus yang telah dikondisikan karena mereka menjadi sadar bahwa terdapat hubungan antara dia dan stimulus yang tidak dikondisikan. Pada kenyataannya, kondisi kelas dapat diukur bahkan untuk respon yang berlebihan yang mana subjek biasanya tidak terkontrol.

2. Watson (Environmentalisme)
Menurut J.B Watson (1913-1916) yang mana kinerjanya banyak dipengaruhi oleh pemikiran Pavlov, menyatakan bahwa orang lahir dengan banyak refleks yang terbatas. Menurut penjelasan Watson, Belajar hanyalah sebuah persoalan yang dipengaruhi oleh pengkondisian kelas. Oleh sebab itu, perbedaan diantara individu seluruhnya merupakan fungsi dari pengalamannya.
Implikasi Teori Pendekatan Behaviorisme Pavlov’s dan Watson’s dalam Bidang Pendidikan.
Teori behavioristrik dengan karakteristiknya yaitu berpusat pada guru, pendekatan instruksi langsung dalam pengajaran, bertentangan dengan pendekatan teori konstrukstivisme. Dimana, pendekatan ini menekankan peran guru dalam mengatur situasi belajar dan memberikan/menyampaikan informasi melebihi peran siswa dalam menemukan dan memahami materi.
Secara ringkasnya, beberapa implikasi dari teori pengkondisian kelas meliputi beberapa hal berikut ini:
a.    Guru harus mengetahui apa yang  dapat mereka maksimalkan, apa yang perlu  ditekankan, dan potensi menyenangkan yang dapat dikondisikan di dalam kelas.b.
b.    Guru harus  mencoba untuk meminimalisasi aspek-aspek yang tidak menyenangkan bagi siswa, oleh karena itu harus dihilangkan beberapa potensi negatif yang tidak dapat dikondisikan di dalam kelas.
c.    Guru harus mengetahui apa yang harus dipasangkan dengan apa di dalam kelas. Dengan kata lain apa yang saling berhubungan di dalam kelas.
(http://judibudy.blogspot.com)
2.1.c.   Pengertian teori psikoanalisis.
            Sigmund Freud adalah tokoh yang menemukan pendekatan psikodinamik dalam psikiologi. Dalam Wikipedia dan pada hamper semua referensi yang relevan disebutkan bahwa aliran pemikiran ini menekankan pengaruh pikiran bawah sadar terhadap perilaku. Freud percaya bahwa pikiran manusia terdiri dari tiga unsure yaitu : id, ego, dan superego. Pemikir utama psikodinamik lainnya termasuk Anna Freud, Carl Jung, dan Erik Erikson. Ego adalah bagian bawah sadar sebagian besar dari kepribadian yang menengahi tuntutan id,superego, dan realistic. Ego mencegah kita bertindak atas dasar sesuatu yang mendesak,tetapi juga bekerja untuk mencapai keseimbangan dengan standar moral dan idealis(diciptakan oleh superego). Id adalah komponen kepribadian yang terdiri dari energy psikis bawah sadar yang bekerja untuk memenuhi dasar dorongan, kebutuhan dan keinginan. Superego adalah komponen kepribadian yang terdiri dari cita-cita diinternalisasi. Superego bekerja untuk menekan dorongan dari id dan mencoba membuat ego berperilaku secara moral, bukan secara realistis.
            Sigmund Freud merupakan pendiri psikoanalisis dan pendekatan psikodinamik untuk psikologi. Aliran pemikiran ini menekankan pengaruh pikiran bawah sadar terhadap perilaku. Seperti dijelaskan sebelumnya,Freud percaya bahwa pikiran manusia terdiri dari tiga unsur id, ego, dan superego. Freud mengemukakan teori mengenai tahap psikoseksual, ketidaksadaran dan simbolisme mimpi yang tetap menjadi topic sangat populer di kalangan psikolog dan orang awam, meskipun karyanya dipandang dengan skeptis oleh banyak pihak yang lain dari hari ke hari. Banyak pengamatan dan teori-teori Freud didasari atas kasus klinis dan studi kasus membuat temuannya sulit digeneralisasikan untuk populasi yang lebih besar. Tentu harus di akui bahwa teori-teori Freud telah dan masih akan mengubah cara kita berpikir tentang pikiran dan perilaku manusia dan meninggalkan bekas abadi di bidang psikolog dan budaya.
            Tokoh lain yang terkait dengan teori psikoanalisis adalah Erik Erikson. Erikson mengembangkan teori-teori Freud dan menekankan pentingnya pertumbuhan sepanjang umur tersebut.


























































































Bottom of Form

Tidak ada komentar:

Posting Komentar